In your side_

Saya nggak ngerti lagi ngerasai apaan. Kemaren baru aja baca-baca blog sendiri lalu berakhir dengan ketawa ala kuntilanak.

Tapi hari ini rasanya curam, eh.

Saya bangun lewat tengah hari setelah memimpikan semua orang-orang yang menjadi masalalu. Berjalan mengelilingi kota bersama mereka, mengunjungi tempat-tempat yang saya rindukan. Rasanya, ketika bangun, rindu itu berkeliaran bebas di sekitar saya.

Oh, kenangan. Andaikan engkau adalah segelas air, tentu akan keteguk kembali. Andaikan engkau adalah sebuah gelas, tentu yang kosong akan kuisi kembali.

Tapi apalah daya manusia pada kebijakan takdir. Hidup manusia adalah milik Tuhan dan rasanya menyedihkan sekali jika mengungkit masalalu kemudian menyesalinya.

Ah. salah satu laki-laki penting dalam hidup saya, adalah yang paling sering saya impikan meskipun dia bukan keluarga atau saudara saya, bukan teman saya. Namanya Luckas. Panggil dia Luc.

Tingginya rata-rata, dan dia biasa-biasa saja. Tapi bagi saya, dia memiliki pesona yang tidak bisa saya temukan pada orang lain. Senyumnya saat saya melihat dari samping, hidungnya dan wajahnya yang menuduk sedikit ketika menulis, semua itu adalah kenangan berharga tentang sebuah pertemuan sederhana yang minim suara.

Membicarakan Luc, saya selalu terbuai pada ingatan tentangnya, tatapannya, bahkan suasana di sekeliling kami waktu itu. Bagi saya, Luc adalah cahaya bulan saat dini hari, menjelang pagi.

Luc bukanlah cinta pertama saya seperti yang sering teman-teman saya tuduhkan. Luc juga bukan idola dari negara entah berantah -karena saya suka banyak idol itu- apalagi karakter anime dan manga. Sekali lagi, Luc bukanlah sebuah identitas yang akan ditemukan eksistensinya di sekitar saya, apalagi buku tahunan sekolah. Luc adalah eksistensi yang keberadaannya berbeda dari yang lainnya, anugerah Tuhan untuk saya. Hadiah begitu saya masuk sma.

Sudah sangat lama tidak melihat Luc. Lama sekali. Sekitar enam tahun atau lebih. Terakhir kali, saya melihat Luc ketika saya akan ujian dan tidak sempat menyapanya. Ah, kalau tidak salah, waktu itu saya mulai menjadi pribadi yang serius.

Saya menyukai Yamada Ryosuke, pada awalnya adalah karena saya melihat satu senyuman Yamada yang mirip dengan senyuman milik Luc. Di dorama Tantei Gakuen Q, ada satu scene setelah Yamada tertusuk dan dibawa ke rumah sakit. Nah, ada bagian ketika Yamada di rumah sakit, tersenyum malu-malu. Seperti itulah gambaran senyuman Luc.

Tapi Luc sama sekali tidak mirip dengan Yamada. Hanya satu senyuman waktu itu saja yang mirip. Bukan yang lainnya.

Luc tidak menyukai keramaian dan lebih tertarik mengamati orang-orang ketika berada di tempat yang ramai, daripada melakukan hal-hal yang menurut orang lain lebih berkesan, foto misalnya.

Mata Luc tidak terlalu lebar, saya kira. Saya memiliki mata yang sedikit lebih lebar dari Luc, tapi Luc memiliki warna mata yang lebih bagus. Saya sangat menyukai mata Luc.

Ah, saya sangat merindukanmu, Luc.

Lalu, semalam, orang lain yang muncul dalam mimpi saya adalah seorang laki-laki yang menjadi orang pertama ... yang mengajak saya berkencan dan menyatakan cinta pada kencan pertama. Hahahahaha, saya sangat menyesal telah menolak kamu kak, tapi mau bagaimana lagi, saya benar-benar tidak memiliki perasaan apa-apa pada kamu. Jika kita tetap berkencan, saya rasa kita akan putus dalam tiga hari. terlebih, saya sedang sibuk untuk pementasan drama waktu itu.

Dan kami bertemu di salah satu mall di Surabaya, persis tempat dia menyatakan cinta waktu itu.

Dan banyak lagi.

Ah, saya melupakan diary saya dan lebih memilih mengetik di sini. Apakah mungkin suatu hari Luc akan menemukan blog ini tanpa sengaja membaca ini?

Luc.

Seandainya kamu adalah cinta pertama saya ... mungkin saya akan menyimpan kamu di sisi saya. Tapi di antara kamu dan teman-temanmu, lima orang dari kalian itu, justru bukan kamu yang menjadi cinta pertama saya.

Seseorang yang hanya berdiri di belakang, bersembunyi di balik bayang-bayang. Saya menatapnya penuh antusias, dan dia tersenyum ketika menoleh kepada saya. Membuat saya jatuh cinta dalam keteduhan senyumnya yang terkesan melindungi.

Lebih dari rindu saya pada Luc, saya sangat ingin melihatmu sekali lagi dengan lebih jelas, Va.